PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menargetkan penyerahan satu dari empat unit pesawat CN-235/MPA (Maritime Patrol Aircraft) pesanan Korea Selatan pada akhir 2010.
“Saat ini ada empat unit CN-235/MPA yang tengah dikerjakan PT DI untuk Korea Selatan. Satu pesawat ditargetkan bisa diserahkan akhir 2010,” kata Manajer Humas PT Dirgantara Indonesia, Rokhendi kepada ANTARA di Bandung, Jumat.
Juru bicara PTDI itu menyebutkan, keempat pesawat versi patroli maritim tersebut sedang dalam tahap pengerjaan di hanggar produksi perusahaan dirgantara nasional itu.
Keempat pesawat CN-235/MPA dipesan Korea Selatan melalui kontrak yang ditandatangani pada 2008 dengan total senilai Rp94,5 juta dolar AS. Pengerjaan produksi pesawat tersebut ditargetkan tuntas dan diserahkan seluruhnya pada 2012.
“Penyerahan dilakukan secara bertahap, begitu selesai langsung diserahkan ke pihak pemesan,” kata Rokhendi.
Menurut Rokhendi, pesawat MPA terebut dipesan oleh pemerintah Korea Selatan untuk melengkapi polisi maritim negara itu.
Korea selama ini merupakan salah satu negara pengguna pesawat-pesawat buatan PT DI termasuk jenis CN-235, dua diantaranya CN-235 versi VVIP.
Sementara itu CN-235/MPA merupakan versi terbaru dari produksi PT DI dengan spesialisasi patroli maritim. Pesawat tersebut dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi kapal-kapal di perairan.
Selain itu, pesawat CN-235 versi militer tersebut juga bisa dilengkapi dengan persenjataan seperti torpedo anti kapal selam serta persenjataan lainnya.
“Versi MPA saat ini menjadi unggulan dan tren, terutama bagi negara-negara yang memiliki wilayah perairan,” kata Rokhendi.
Selain itu, PT DI juga mendapat pesanan tiga unit CN-235/MPA dari TNI-AL yang ditandai dengan penandatanganan kontrak pada Desember 2009 lalu.
“Penyerahan pesawat pertamanya ditargetkan pada 2011 mendatang. Pengerjaanya dilakukan pada 2010 ini,” kata Rokhendi.
Sementara itu produksi pertama CN-235/MPA telah dimiliki oleh TNI-AU yang diserahkan pada 2008 lalu. Pesawat yang merupakan modivikasi dari CN-235 itu, cocok untuk melakukan patroli perairan dan bisa difungsikan untuk angkutan personil.
PT DI juga masih mengerjakan tiga unit helikopter Supar Puma pesanan TNI AU. Heli Super Puma merupakan salah satu helikopter yang diproduksi PT DI.
“Produksi heli PT DI saat ini Super Puma dan N-Bell, sedangkan helikopter NBO-105 tidak diproduksi lagi karena lisensinya dengan Messoshmit Bolkow Blohm (MBB) sudah habis,” kata juru bicara PTDI itu menambahkan. (ant
No comments:
Post a Comment